Entri Populer

Selasa, 09 November 2010

SEMPURNANYA LIMA




qoqo


sempurnanya LIMA
oleh: sindu

Apa yang ada dipikiran kalian tentang angka 5? Sebuah angka ganjil namun bagiku adalah angka sempurna. Jumlah jari tangan kita masing-masing adalah 5, kiri berjumlah 5 dan kanan juga berjumlah 5. Jika kurang satu ataupun ada kelebihan satu biji saja maka bisa-bisa jari kita dianggap abnormal. Bener khan?? Rukun islam ada 5, kita sholat dalam sehari 5 waktu juga khan? Wooww begitu sempurnanya lima bagiku.

Kami (berlima) dipertemukan dalam keadaan yang berbeda. Aku dan Leni bertemu saat kami tidak sengaja duduk bersampingan pada awal perkuliahan kami menjadi mahasiswa. Sebuah pertemuan yang biasa saja bagiku karena dia adalah bendahara kelas. Pertemuanku dengan makhluk Tuhan yang bernama Qoqo juga biasa saja saat kami sama-sama menempuh perkuliahan Pengantar Bisnisnya Bu Suparti. Dengan Murni, aku dikenalkan Leni karena waktu itu Murni dan Leni adalah teman baik. Paling terakhir adalah perjumpaanku dengan seorang Arum saat aku selalu datang kepagian di kampus. Pertemuan yang hanya bisa disutradarai oleh Tuhan. Pertemuan yang biasa saja namun akan meninggalkan rasa perpisahan yang tidak biasa.

Leni (Leni Oktavia Qomari) adalah paling muda diantara kami. Jangan salah, meskipun dia muda tapi dia yang alim diantara kami berlima. Ratu lelet, tukang bersih tingkat tinggi, keibuan (mungkin karena wajahnya kayak mak-mak kali yaaa…), penakut, tukang ngirit, sayang ibu, dan paling encer otaknya (karena tiap kali ada PR ato tugas dari dosen dia paling rajin ngerjainnya, aku numpang download aja hasil jerih payahnya heheheehhe…). Ibarat kita sedang berada di padang pasir, Leni datang dengan segalon air minum yang mampu menghapus rasa dehidrasi. Yupps….tukang pemberi solusi terbaik adalah Leni. Sebesar apapun masalah kami berempat, Leni selalu ngasih solusi terbaik untuk kami.

Qoqo (Siti Nur Qoyyimah) adalah paling kecil diantara kami berlima. Dibandingkan dengan kami berempat, Qoqo memang paling pendek. Cerewet tingkat tinggi, hobi banget ngecengin cowok2 cakep, centil, narsis tingkat akut, manja, nggak punya pendirian, selalu saja ikut kemauan kami berempat. Meskipun lulusan MAN 1 Malang tapi jangan dikira dia alim, hobi ajeb-ajeb pun pernah dia lakoni.

Lain lagi seorang Arum (Aruming Dyah). Ibarat dia preman, temannya banyak di fakultas manapun ada. Penggemar warna biru ini satu tujuan dengan Qoqo kalau masalah kenarsisan di depan kamera. Tukang belanja (kalo lagi bokek, dia selalu nodong ortu n pacarnya heheheehehe), teman ngerumpi yang baik, teman JJS yang baik dan nggak pernah ngeluh sama sekali walopun diajak jalan kaki muter-muter di mall. Selalu punya musuh dimanapun dia kost, pendendam tapi hatinya seluas danau toba. Kalo punya keinginan terhadap satu barang yang pengen dibelinya, pasti dia nggak bakalan bisa tidur dengan nyenyak. Rajin banget datang pagi buat kuliah. Kalo ada bazaar kampus, dia selalu jadi orang pertama yang selalu datang denganku.

Yang keempat Murni (Murni Wijayanti). Paling kalem diantara kami berlima. Anak tunggal di keluarganya ini punya obsesi nambah berat badan walopun cuma satu kilo. Lain halnya dengan aku yang punya obsesi setinggi langit buat nurunin berat badan heheheehehhe. Nggak pernah punya rasa pantang menyerah sedikitpun, yang selalu ku lihat adalah rasa keberanian yang terpancar dari wajahnya.


Kalau cerita tentangku (Sindu Pramesthi), sepertinya subjektiv jika aku menuliskannya sendiri. Jika aku menulis bahwa aku cantik, baik hati, dan tidak sombong nanti orang akan berfikir aku narsis. Kalau aku menulis aku ini sedikit bodoh, orang akan mengira aku merendah. Jadi aku kutip saja tulisan seseorang tentangku di FBnya:
“ Sindu tuh aneh orangnya. Kadang pendiam kadang rame. Memang sih pertama bertemu dengannya orangnya pendiam trus cuek banget, tapi lama2 kenal eh anaknya rame abis. Gila malah!!!! Kopros tingkat tinggi, tukang tidur, hobi ngemil, suka makan, mbathi alias money oriented, seneng nggorohi, males, gelap mata pas lagi soping, kekanak-kanakan, wes pokoknya gak asyik temenan sama sindu” begitu kata seseorang di FBnya.
Tapi apapun itu, aku merasa kalau kami itu saling melengkapi. Tidak peduli kekurangan masing-masing tapi bisa memanfaatkan kelebihan masing-masing. Team work. Aku merasa kalau kami itu seperti paket lengkap. Pensil, bolpoin, penghapus, tip-ex sekaligus kotak pensilnya. Ibarat makan di KFC: nasi, ayam, kentang, cola dan dapat bonus produk gocengnya. Kita itu semua. Kami ya seperti itu…..
Sekarang, entah kapan bisa berkumpul seperti dulu. Ngemper dan mbambong bersama, sempet dimarahi dosen karena asyik pergi ke bazaar kampus, bokek bersama, makan di cwie mie KOPMA, kuliah duduk berjajar lima sambil makan permen dan ber-SMS lewat selembar kertas, foto bareng di MATOZ dan bolos bersama.

Sekarang, kami sibuk meluruskan masa depan kami masing-masing. Leni yang memang rajin dari sananya sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta dan akhir pekannya ia gunakan untuk mengajar les di kota tempat tinggalnya. Qoqo yang centil dan super narsis di setiap harinya sekarang menjadi seorang guru di salah satu sekolah di daerah tempat tinggalnya. Arum yang mungkin karena idealismenya tinggi yang menginginkan menjadi guru di sekolah negeri, sekarang sibuk cuap-cuap dan membagi ilmunya di salah satu bimbingan belajar disamping juga sibuk melamar kesana kemari. Murni yang kalem dan penurut sekarang sedang getol2nya mengabdi untuk negeri dan membagi ilmunya di sebuah sekolah di tempat tinggalnya. Dan aku yang hidupnya bengkong kesana kemari mulai memupuk rasa optimis untuk masa depanku. Awalnya aku benci sekali mengajar, tapi sekarang aku mulai menyukai dunia pendidikan dan mengajar di bimbingan belajar. Semoga, saat kita berkumpul, tidak ada lagi cerita dengan backsound lagu melow berhiasi air mata. Semoga, saat kita berkumpul, yang masuk dalam kotak kenangan adalah cerita dengan dekorasi senyum dan tawa. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar